Patah Semangat

March 3, 2018 (6y ago)

Patah Semangat

Setiap kita pasti pernah mengalaminya, entah karena pekerjaan, studi, pasangan hidup ataupun lain sebagainya. Itu merupakan sesuatu yang normal karena kita manusia sangat terbatas. Namun apakah itu menjadi halangan untuk kita terus melangkah menjalani hidup? Tentu saja jawabannya tidak, dan saya yakin Anda pun tahu akan hal itu.

Banyak orang di luar sana ketika mengalami hal ini memilih untuk mengakhiri hidupnya, karena dampak ketika kita patah semangat bisa sangat-sangat menentukan aktivitas kita bahkan masa depan kita. Bisa jadi, ketika kita mengalami hal ini kita bisa merasa lelah, jenuh, tidak ada yang spesial, malas melakukan sesuatu, kecewa, memandang kehidupan ini abu-abu, depresi dan lain sebagainya.

Apa yang akan kita lakukan ketika kita mengalami hal ini?

Saya sendiri sangat bergumul akan hal itu, dan akhir-akhir ini pun saya mengalaminya. Saya merasa lelah, jenuh, malas, dan lain sebagainya. Saya lelah dengan pekerjaan, ingin sekali rasanya libur panjang dan beristirahat lalu melakukan sesuatu yang saya suka, tapi itu hanya sebatas harapan yang ada di kepala.

Saya pernah berbicara berdua dengan teman dekat, dia seorang pendengar yang baik. Saya menceritakan tentang apa yang saya alami, dan saya kaget ternyata dia pun merasakan hal yang sama, dia merasa jenuh dengan pekerjaannya, bahkan dia sampai bilang "ingin rasanya libur setahun, tapi setelah itu saya lupa bagaimana cara menulis dan membaca."

Saya merasa senang karena ternyata saya tidak sendiri, ada orang lain juga yang merasakan hal yang sama dengan saya saat itu. Saya ingat dulu pernah bercerita kepada teman yang lain bahwa saya ingin pindah pekerjaan, karena pendapatan yang saya dapatkan sangat kecil dan saya juga lelah melakukan pekerjaan tersebut. Dan dia merespon dengan sangat luar biasa.

"Iyan, lelah dalam pekerjaan itu wajar, semua orang pasti mengalami hal yang sama, tapi kalau kita memandang pekerjaan itu adalah suatu 'pelayanan' kepada Tuhan, dan merasa kalau pekerjaan yang kita dapat merupakan pekerjaan yang Dia berikan, pasti semua itu akan berjalan mudah."

Ketika dia berkata seperti itu saya merasa seperti dipukul dengan sebuah balok besar dan mengenai dada saya, selama ini saya hanya melakukan pekerjaan saya karena tujuan ingin mendapatkan sesuatu (uang) yang lebih, dan setelah itu saya bisa melakukan apapun dengan itu.

Apa yang saya pikirkan dulu merupakan suatu kesalahan. Ketika kita berfikiran demikian juga, tentu kita akan sangat cepat patah semangat karena tujuan kita tidak pernah tercapai. Banyak tuntutan hidup yang harus kita benahi, tapi pendapatan kita kurang atau bahkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Jalan terbaik ketika kita patah semangat adalah menceritakan apa yang kita alami kepada orang lain, dan biasanya yang paling mengerti kita adalah keluarga kita, entah itu ayah kita, ibu, kakak, ataupun saudara kita, dan bisa juga kepada teman dekat kita, carilah orang yang layak untuk mendengarkan cerita kita, mintalah kepadanya kalau kita membutuhkan saran dan semangat agar kita lebih fresh dari sebelumnya.

Datanglah bertatap muka dengannya, dan mulailah menceritakan semuanya, karena dengan begitu kita bisa melepaskan perasaan itu. Saya pun masih belajar untuk mengontrol emosi, kejenuhan, kelelahan, fikiran-fikiran negatif saya, dan lain sebagainya. Tidak mudah, butuh proses untuk bisa mengatasi itu semua, tapi ada satu hal yang saya yakini, semua akan indah pada waktunya.